Review : PROJECT X (The New Beginning of Net Detective Indonesia)


Penulis: Tim Penulis NDI

Ukuran: 14 x 21 cm
Tebal: x + 350 hlm
Penerbit: VisiMedia Pustaka
ISBN: 979-065-210-0
Price: Rp 59.000,-

“Jangan remehkan sekecil apa pun suatu kejadian, pastilah akan terhubung dengan benang merah yang bisa saja menjadi kunci pemecahan suatu kasus”

Net Detective Indonesia (NDI), adalah sebuah organisasi detektif swasta yang memiliki misi mengungkap berbagai kasus misterius yang terjadi di Indonesia. Karena kekurangan personel, mereka memutuskan untuk merekrut anggota baru.

Titik awal simpulan benang merah pertama berada di Kota Makassar. Kota yang terkenal dengan Pantai Losari dan Pisang Ijo-nya.

Badai A. Rashad, biasa dipanggil Dai. Seorang arsitek yang memiliki analisis tinggi dan hobby bahkan terinspirasi menerapkan teknik menganalisis dari bacaan fiksi populer genre detektif sepanjang masa, Sherlock Holmes. Mampu memecahkan kasus semacam penyiksaan bahkan sampai pembunuhan untuk penyaluran hasrat seksual pelaku yang membelit bos dan teman sekantornya.

Lalu, beralih ke Kota Surabaya. Stefan Valentino. Seorang murid SMP tapi banyak yang menganggapnya masih SD karena bertubuh pendek. Sedikit ceroboh, ahli dalam mengotak-atik computer, dan suka cengengesan walaupun lawan bicaranya sudah menampakkan aura marah.

Aimee Dias Vany, seorang mahasiswi jurusan bahasa di Bandung tapi berhasil mendapatkan beasiswa untuk mengeyam pendidikan di Jepang. Manis, memiliki daya analisis yang tinggi, dan untuk ukuran wanita ya menurutku dia pemberani.

Lalu, ada Harsana Loka. Sosok yang (mungkin) ganteng, pengangguran, tapi senang berkutat dengan buku, ahli logika, dan genius dalam trik matematika.

Selanjutnya, seorang mantan polisi yang membenci polisi. Gilang Wijaya. Gampang terpancing emosinya, profesi menjadi seorang tukang angkot, dan pernah merasakan hitam-kelamnya dunia kriminal. Pengalamannya yang pernah menjadi polisi memberikannya keahlian dalam penyelidikan. Tapi ada satu peristiwa yang membuatku tidak menyukai bahkan gregetan saking kesalnya dengan tokoh ini. Dia terlalu pengecut, karena tidak bertindak apa-apa atas penculikan yang terjadi di depan matanya.

Dengan berbagai karakter, kekurangan, dan keahlian khusus diatas. Mampukah mereka bekerja sama sebagai tim ?

Mampukah mereka merangkai aneka petunjuk yang berceceran yang mereka sudah tangani menjadi satu senjata untuk menguak kasus yang lebih besar di depan mata ?

***

Jangan hanya melihat , tetapi cobalah untuk mengamati”

Diatas adalah kutipan dari Sherlock Holmes yang ada dalam novel ini. Benar memang ! Karena banyak kasus sekarang yang hanya dengan melihat, kita bisa langsung final menyimpulkan suatu masalah.

Pernah nih kejadian pas aku masih SMP. Teman aku kehilangan jam tangannya. Aku sih yang dasarnya orang pendiam yaa dari tadi duduk membaca buku pelajaran aku. Tapi mendengar keributan jam hilang itu. Naluri (entah naluri detektif atau emang sok tau) aku muncullah.

Dengan tetap posisi duduk. Aku edarkan pandangan aku disetiap sudut kelas. Atas dan sudut jendela dan kusennya. Tas dan laci aku abaikan, karena teman sudah mencari aera itu. Lalu kesudut, kesudut. Dan, binggo !. Aku melihat keanehan di belakang gantungan daftar roster. Roster itu sedikit membesar dibandingkan gantungan daftar piket kebersihan disampingnya.

Ya sudah, aku jalan dan membalikkan roster itu. Benar saja, jam tangan itu ada !. Tapi sialnya. Kalian tau apa yang terjadi ?. Malah aku yang dituduh mencuri dan menyembunyikannya.

Perfecto !

Hampir sama dengan cerita detektif lainnya. Mampu mengecoh pembaca dengan ending yang tidak terduga. DItambah lagi, tokoh (calon) detektifnya nggak monoton satu usia ataupun jenis kelamin. Itu yang bikin keren.

Overall. Aku suka dengan novel detektif ini. Dulunya aku selalu beranggapan bahwa novel detektif dalam negeri itu, kurang bagus. Karena dasarnya, aku tuh menilai bahwa novel detektif itu bagus, jika saat menyelesaikan membaca dan menutup covernya pun. Isi ceritanya akan diingat terus. And, ini salah satu novel yang memenuhi penilaian aku itu. ^_^

Terlebih lagi, salah satu tokoh diatas digambarkan sebagai pencinta Sherlock Holmes. Hohoo, aku juga suka tokoh fiksi itu.

“Sherlock Holmes! Oh demi Tuhan, Anda benar-benar tidak pernah membaca salah satu kisah yang begitu menggemparkan dunia ini ?. . . . Aku heran di dunia sekarang ini masih ada yang tidak mengenal sosok Sherlock Holmes yang luar biasa itu”

Oh iya, jika aku jadi guru Bahasa Indonesia. Mungkin, aku kasih nilai 91 untuk penulisan didalamnya. Karena penggunaan huruf capital sebagai awal kalimat banyak sekali yang salah. Sempat ada beberapa paragraph (percakapan) yang font-nya gak beraturan.  Kalo typo-nya sih gak sampe lima kata kok (aku nemunya sih gitu).

Bocoran sedikit. Walaupun temanya detektif , ada sedikit bumbu cinta loh didalamnya.

Penasaran ?

Makanya, jangan lupa beli bukunya yaa ^_^))/

Komentar