Review : Spora (Ahmad Alkadri)

Judul : Spora

Penulis : Alkadri

Penyunting : Dyah Utami

Penyelaras akhir : J. Fisca

Perancang sampul : Fahmi Fauzi

Ilustrasi sampul : Fahmi Fauzi

Ilustrasi naskah : Diani Apsari

Penata letak : Tri Indah Marty

Penerbit : Moka Media

Penerbit : Moka Media

Tebal : 238 hlm.

ISBN : 979-795-910-4


Novel Spora ini, adalah novel perdana yang aku dapatkan pas ikutan GA di goodreads. Kewajiban buat ngasih review disana sih, udah. Cuma aku pengen nambah-nambahin jumlah post di blog aku aja, jadi nulis ulang review-nya. #Plakk, kaya ada yang baca blogmu aja neng ^_^))">

Langsung aja ah, review-nya~~

Alif berhenti melangkah begitu menyadari keberadaan mayat. Rasa kosong yang ganjil menguasainya, membuat otaknya berhenti bekerja. Berhenti. Diam. Macet. Dia mengamati mayat itu; tanpa kepala, yang terbaring dengan kedua tangan terbentang di kedua sisinya dan dengan genangan darah yang jelas berasal darinya. Dia mengamati penampilannya, tubuhnya, dan akhirnya, dia menyadari beberapa hal lagi.

Alif mundur beberapa langkah, menatap benda yang baru saja membuatnya tersandung. Setelah beberapa saat, dia bisa melihat mereka; ada lebih dari satu. Dua, lebih tepatnya, dua tubuh yang terbaring di lapangan yang kosong tersebut. Genangan darah memenuhi permukaan lapangan, mengalir dari kedua mayat tersebut ke berbagai penjuru, dibawa oleh air hujan yang menuju ke tepian dan gorong-gorong.

Alih-alih wajah, kepala pria tersebut diselimuti sesuatu berwarna putih-kemerahan. Sesuatu tersebut tampak berdenyut, memiliki tangkai-tangkai dan benang-benang yang menjulur. Bagai rambut, uban, benang-benang tersebut tampak melambai-lambai ke atas, samping, bawah, padahal angin hanya bertiup ke satu arah.

Tiga kejadian tadi selalu meninggalkan korban yang sama; tanpa kepala. Sialnya, Alif selalu menjadi orang pertama yang mengetahui kejadian tersebut. Alhasil, Alif dicurigai akan kasus ini. Apa yang harus Alif lakukan? Dan kenapa selalu dia yang melihat semua ini?
***

Di bagian prolog Spora, saya masih merasa nyaman membacanya. Tapi setelah memasuki bagian Alif, saya merasa cukup bingung dan mengernyit untuk memahami percakapan yang ada.

Lalu, panggilan Rina ke Alif (atau sebaliknya), yang terkadang menggunakan “kamu” dan “kau” yang berubah-ubah. Terus, penggunaan panggilan "Mama" dan "Ibu/Ibunda". Begitu juga, panggilan Ibu Alif ke Alif, kadang menggunakan "dek" ataupun "Alif". Menurutku itu agak aneh dan sedikit membingungkan ^_^))v

Ada juga kalimat yang sedikit rancu menurut saya. Seperti “Wah, Mau Ada Apa di sekolah pagi-pagi begini, Dek? Ini hari Minggu lho.” 

“Mau Ada Apa” ???

Hal ganjil lain dalam novel Spora ini. Yaitu pas bagian Alif ditugaskan untuk mengumpulkan kotak sumbangan yang sudah setahun tidak terpakai. Wah, yang satu sekolahan sama Alif kebal penyakit banget. Padahal disekolahku saja, kotak sumbangan begituan, pasti setiap minggu diedarkan ke kelas-kelas. Entah itu memang karena ada yang sakit atau untuk pengajian hari jumat.

Tapi, terlepas dari hal diatas. Aku salut dengan sang penulis. Pendeskripsian suasana ataupun tempatnya detail banget. Terlebih lagi dengan ide ceritanya, menarik !. Kira-kira, kalo aku tulis ide ceritanya spoiler gak ya ?. Hmmm, yang jelas idenya dari spora yang jahat !. ^_^))">

Komentar

  1. Jadi spora nya ini semacam alien gitu kah?
    *nebak*

    Udah berkali-kali liat novel ini mejeng di Gramedia
    tapi belum kepikiran buat beli karena di atas judulnya ada keterangan : Novel Horor

    Aku agak fobia deh sama yang satu itu
    Nonton film-film lama suzanna aja di TV udah bikin takut ke toilet

    ahhahahahaha
    #Payah

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan komentar di BlogKuJie ^^