Review : Interval


Judul : Interval
Penulis : Nay Sharaya & Dion Sagirang
Penerbit : Grasindo
Editor : Anin Patrajuangga
Design Cover : Dyndha Hanjani P.
Ilustrator & Penata Isi : Lisa Fajar Riana
ISBN : 978-602-251-868-6
Cetakan : Pertama, Januari 2015

“Erash, Anna, sayang kalian sudah berdua sudah pulang?”. Suara ramah itu milik mama mereka. Keramahan yang seharusnya bukan sesuatu yang aneh apalagi istimewa. Namnun karena yang baru saja mengucapkan adalah nyonya  rumah ini, sepertinya mereka butuh waktu untuk mencerna apa yang terjadi.

“Kalian makan siang dulu, kemudian secepatnya bergabung bersama Mama dan Papa”. Suara Pak Danu Sadjana, papa mereka, terdengar kemudian saat pria berkacamata itu ikut bergabung di ruang depan. “Mas dan Mbak-mbak ini jauh-jauh datang dari Jakarta dan berniat memuat profil keluarga kita di edisi majalah mereka berikutnya,’ lanjutnya, menjawab semua pertanyaan yang ada dibenak putra-putrinya.

***
Hidup dalam keluarga yang tidak memiliki kehangatan, bahkan sekedar bertegur sapa dengan maksud basa-basi di meja makan saat sarapan bersama, siapa yang tahan ?

Itulah salah satu situasi yang diangkat dalam novel ini. Anna, Erash dan orangtuanya, merupakan potret keluarga yang dimana orangtuanya digambarkan sebagai sosok yang egois dan hanya mementingkan pekerjaan. Dengan alasan ingin membahagiakan dan memikirkan masa depan anak mereka.

Bahkan, sempat terlontar kata cerai dan percekcokan hak asuh anak. Dan, kejadian inilah yang menjadi awal kerenggangan antara Anna dan Erash.

Cukup ironis memang, jika memiliki keluarga seperti itu. Tapi satu hal yang saya salut, meskipun hidup dilingkungan keluarga yang sangat memuakkan seperti itu. Anna dan Erash menjadi anak yang berprestasi dibidangnya masing-masing. Iya sih, beberapa bagian juga diceritakan tentang pembakangan yang mereka lakukan, entah di rumah dan di sekolah. Tapi menurutku itu hal yang wajar, dibandingkan memilih jalan ke dunia hitam. -__-))”>

Secara keseluruhan, aku suka ceritanya. Konsep cetak novelnya pun unik. Awalnya mengira aku kebagian mendapat novel cacat cetak, karena pas dibuka terbalik. Tapi ternyata, emang seperti itu. Berhubung karena penulisnya juga dua orang, jadi bagian ceritanya dibedakan dan tentu dengan sudut pandang yang berbeda, Anna dan Erash.

Masalah penulisan, aku nemuin lumayan banyak typo. Tapi menurutku, gak masalah lah selama aku masih bisa pahami kata yang dimaksud apa. Lalu, aku nemuin kosakata baru yang awalnya aku nggak tahu. Bahkan sampai buka KBBI android biar tahu artinya. Lumayanlah, buat nambah khasanah kosakata ^_^))/


Oh iya, untuk tokohnya mungkin hampir aku suka semua. Tapi terkhusus untuk Rifat (sahabat Erash), aku langsung mikirnya ke pemain film Samuel Rizal. 


Botak plontos, tinggi, pemain basket, dan berotot. Tapi gak bisa ngebayangin aja, kalo novelnya dijadiin film dan tokohnya benar pake Samuel Rizal. Apa sifat sok asiknya yang sering memanggil Erash Man” (seperti kata gaul “Yoi Man”) cocok dengannya atau nggak ^_^))v

Komentar