[REVIEW] The Proposal


Judul : The Proposal
Penulis : Katie Ashley
(E-book)

Beberapa minggu setelah pengkhianatan Aidan, Emma berusaha sekuat tenaga untuk melanjutkan hibupnya. Mengabaikan sms, pesan suara, dan bunga yang tak terhitung jumlahnya, Emma tidak yakin ia ingin kembali lagi bersamanya. Tapi Aidan tidak akan menyerah sebelum bertanding, sebelum Emma mengijinkan dirinya mengungkapkan rahasia masa lalunya yang menyebabkan ia begitu takut akan komitmen.

Tapi nasib berkehendak lain ketika persalinan prematur memaksa Emma harus beristirahat total selama dua minggu. Aidan melangkah kedepan dengan proposal yang mengejutkan untuk membuktikan cinta dan komitmen terhadap putra mereka yang belum lahir, ia mengambil cuti dari pekerjaan untuk merawat Emma sepanjang waktu. Bersumpah untuk menjaga hatinya, Emma dengan berat hati setuju.

Selagi Emma tersentuh oleh perhatian dan kasih sayang Aidan, Emma dikejutkan oleh perhatian mesra seorang dokter UGD, Alpesh "pesh" Nadeen, Pesh adalah tipe pria idaman yang pernah Emma bayangkan : sukses, stabil, dan siap berumah tangga serta siap menjadi seorang suami dan ayah. Pesh tidak menginginkan apapun kecuali merebut hati Emma, tapi Emma tidak yakin ia mampu memberikannya.

Hatinya masih dimiliki pria yang juga menghancurkannya. Pria yang berusaha begitu keras untuk kembali lagi bersamanya.

***

Kisah ini merupakan lanjutan dari novel sebelumnya "The Proposition", dimana kisah sebelumnya telah menunjukkan bahwa Emma telah berhasil mendapatkan seorang anak tapi berakhir dengan hancurnya perasaan yang ia miliki, karena Aidan yang awalnya berjanji dan bisa menemaninya untuk melakukan USG untuk melihat jenis kelamin anak mereka, malah kedapatan tengah bermain bersama wanita lain.

Di "The Proposal" ini pun masih melibatkan kisah Emma yang masih terluka akan perlakuan Aidan. Padahal disisi lain, Aidan juga mengalami hal yang sama dengan terpuruknya ia dikarenakan segala bentuk permintaan maafnya diabaikan oleh Emma.

Hingga suatu saat, Patrick, ayah Aidan yang sedang bercengkerama dengan Emma tiba-tiba jatuh karena serangan jantung. Mau tidak mau, Emma pun harus bertemu dengan Aidan setelah membawa Patrick ke rumah sakit. Tapi, kisah baru pun muncul, Emma menemukan satu pria potensial yang cocok dijadikan pasangan dan penuh dengan komitmen, dokter Pesh.

Kisah antara Emma dan Aidan semakin menarik di seri ini, tentu karena ada bumbu kecemburan yang diselipkan. Terlebih lagi, dokter Pesh lebih terlihat memiliki komitmen dalam menjalin sebuah hubungan jika dibandingkan dengan Aidan yang hanya mengucapkan "aku cinta kamu" kepada Emma sangatlah susah. Padahal, tiga kata itu sangatlah diinginkan Emma agar Aidan ucapkan untuknya.

Perubahan hormonal saat sedang hamil pun, cukup banyak dimasukkan untuk menjelaskan kehamilan Emma. Walaupun, jujur saja, aku sendiri sedikit ber"oh" cukup banyak, karena mengetahui bahwa ternyata saat hamil perempuan akan lebih sangat sensitif, bahkan bisa nangis sendiri tanpa sebab, belum lagi ngidam tengah malam yang datang tiba-tiba. Tapi, entah itu benar atau tidak, toh aku belum merasakannya langsung.

Meskipun belum pernah merasakannya, tapi aku sangat ingin ada di posisi Emma atau memiliki seoarang pasangan mirip Aidan. Soalnya, biar dibangunkan jam satu untuk pergi membeli makanan, ia mau-mau aja. Belum lagi, saat mendampingi Emma saat harus bed rest, Aidan lah yang memasakkan makanan.

Untuk endingnya, sesuai yang diharapkan. Gambaran anak Emma dan Aidan pun menurutku pastilah sangat tampan, dimana : rambutnya pirang kemerah-merahan, bibir kecil, mata biru, dan tentu lucuuuu~~

Komentar