[Book Review] Marry Now, Sorry Later (Pernikahan Tidak Harus Diawali Oleh Cinta)


Judul : Marry Now, Sorry Later
Penulis : Christian Simamora
Editor : Alit Palupi
Designer Sampul : Dwi Anissa Anindhika
Penata Letak : Gita Mariana
Ilustrasi : Mailoor
Penerbit : TWIGORA
Cetakan, Pertama, 2015
Tebal : x+438 halaman

BERSEDIAKAH SAUDARA MENGASIHI DAN MENGHORMATI ISTRI SAUDARA SEPANJANG HIDUP

Sejak awal Jao Lee sudah tahu, Reina tidak mencintainya. Namun, menikah dengan putri satu-satunya direktur Hardiansyah Electronics itu memberi cukup ilusi bahwa Jao memilinya. Salah besar. Reina justru melakukan sesuatu yang tak pernah Jao duga selaman ini : kabur sebelum acara resepsi dimulai.

AKANKAH SAUDARI MENERIMA PERKAWINAN INI SUNGGUH
DENGAN IKHLAS HATI

Setelah enam bulan bersembunyi, akhirnya Jao berhasil menemukan Reina. Seperti dugaannya, suaminya itu memaksanya pulang bersama ke Jakarta. Memangnya apa yang dia harapkan ? Semacam membuka lembaran baru dan hidup bersama sebagai suami-istri sungguhan ?

SAYA BERJANJI SETIAP KEPADANYA DALAM UNTUNG DAN MALANG, DAN SAYA MAU MENCINTAI DAN MENGHORMATINYA SEUMUR HIDUP

Ini cerita tentang dua orang yang tak saling cinta tapi bertahan untuk tetap bersama. Sampai kapan mereka akan terus berusaha ? Perlukah mereka jatuh cinta dulu supaya bisa bertahan ?

***
Lebih baik mencintai yang tak bisa kau milikiDaripada memiliki seseorang yang tak bisa balas mencintai

Pas novel ini sampai kemarin siang, langsung deh aku peluk-peluk. Soalnya mupeng banget dari awal bulan kemarin, pas nemuin notif twitter yang bilang aku menang salah satu blogtour yang diadain si penulis novel ini, Christian Simamora.

Jujur, ini pertama kalinya aku membaca karya om unyu itu. Dan, rasa-rasanya untuk kedepan aku pengen koleksi karyanya yang lain. ^_^))/

Okee, dimulai dari covernya dulu.

Huuu, sexy nyooo~~. Aku sama sekali tidak menampik bahwa aura pertama saat melihat cover novelnya itu yaa sexy. Kemungkinan karena warna merah dan menampilkan salah satu bagian tersensual yang manusia miliki. #Halaahh. Konsep covernya pun perfect banget lah menggambarkan isi ceritanya. Seorang pria yang sedang memakaikan lipstick kepada si wanita, menjadi sebuah ilustrasi bahwa adanya unsur “pemaksaan” dalam cerita ini.

Yappp, Reina Hardiansyah merupakan anak sulung dari pemilik Hardiansyah Electronics. Selepas Ayahnya meninggal, dia langsung didampuk untuk mengambil alih perusahaan tersebut, tidak terkecuali dengan masalah hutangnya.

Masalah hutang semakin berlanjut, karena salah satu perusahaan piutang terbesar untuk perusahaan Ayahnya mengancam untuk membawa masalah tersebut ke ranah pengadilan, jika saja kali ini perusahaan mendiang Ayah Reina mangkir lagi untuk membayarnya.

Reina pun berinisiatif melakukan negoisasi kepada pemilik perusahaan pemberi piutang terbanyak tersebut, Jao Lee. Tapi, negoisasi tersebut malah menjadi babak baru kehidupannya bersama IBLIS bernama Jao Lee.

Satu hal yang aku ketahui sebelum membaca buku ini dari beberapa reviewer book via blog, yaitu harus bersiap untuk berkipas-kipas ria, dikarenakan banyaknya bagian yang berbau “kedewasaan” didalamnya. Dan benar saja, halaman pertamanya telah menyuguhkan hal tersebut. Untuk aku pribadi nggak masalah, toh udah 21 tahun. Tapi si adek yang baru 13 tahun. Hmmm, kayaknya butuh tempat khusus agar novel ini tidak terbaca olehnya.

Kesan lain selain berkipas-kipas yang aku rasakan setelah membacanya yaitu : Jatuh cinta pada Jao Lee. Bagaimana tidak, si pemilik showroom Shylock Car yang awalnya egois, rela berubah sedikit demi sedikit untuk mendapatkan serta membahagiakan hati Reina yang juga sedikit egois,keras kepala, sok malu-malu kucing di hari-hari sisa perjanjian pernikahan mereka. Sosoknya pun digambarkan sebagai pria yang tampan, berwajah oriental, tinggi, berotot, dan smart.

Nah, siapa coba yang gak pengen punya pasangan seperti itu ^_^))">

Selain memberikan suguhan makhluk ciptaan fiksi super sempurna. Novel ini juga dilengkapi dengan beberapa ilustrasi gambar yang menurutku so romantic. Lalu, setiap awal bab-nya dilengkapi dengan word of the day, seperti : Cavoli Riscaldati (usaha untuk memperbaiki hubungan cinta yang jelas-jelas sudah gagal), Basorexia (keinginan menggebu-gebu untuk mencium), Green-Eyed Monster (cemburu), dan Redamancy (membalas perasaan orang yang mencintaimu).

Belum lagi jika berbicara tentang nilai moral. Hmmm, lumayan banyaklah yang bisa dipetik. Dimana gak hanya pesan moral dari kisah cinta Jao dan Reina saja. Tapi, perjalanan kehidupan orangtua Jao yang bercerai, persahabatan melibatkan strata sosial, dan masih banyak lagi.

Last, untuk nilai/norma kesopanan sendiri, kayaknya ada beberapa hal yang tidak baik untuk ditiru, ciuman di depan umum. Aku lupa sih ada berapa bagian yang menampilkan hal ini, kayaknya ada tiga kalo nggak salah. Sebenarnya nggak masalah juga sih, toh Jao dan Reina suami istri yang sah dan aku akui itu salah satu momen yang romantic bangettt. Tapi, jika mengingat latar negara (Indonesia) yang diambil tentu itu sedikit bertentangan aja menurutku. Masih teringat soalnya tentang salah satu diva tersohor bersama suaminya.

Komentar