Judul : Yang Giat Takkan Melarat
Penulis : S. Andriani
Penerbit : CV. Wacana Prima
Desain Cover : Rudianto
Ilustrasi : Rudianto
Layout : Dian Herdiana
Cetakan : April 2011
ISBN : 978-979-18562-8-7
Buku ini berkisah tentang seorang anak bernama Atun yang
hanya tinggal bersama Ibunya dan kedua adiknya. Akhir-akhir ini dia merenungi
nasibnya. Terbersit keinginan yang sangat besar untuk melanjutkan sekolahnya
setelah lulus SD. Tapi dia juga merasa keberatan membebani Ibunya dengan biaya
sekolahnya nanti.
Disaat perenungan nasibnya tersebut, datanglah usulan Pak
Hermawan yang merupakan guru Atun. Beliau menyarankan agar Atun bekerja keras
saja. Singkat cerita, muncullah ide Atun untuk berjualan jamu. Kebetulan pula,
Pak Tulus yang merupakan penjual jamu sudah pernah menawarinya bekerja
ditempatnya.
Atun pun bekerja dengan giat. Hingga sampai, penghasilan
dari bekerja pada Pak Tulus yang dia tabung sudah mampu dijadikan modal awal
untuk berjualan jamu juga. Keuntungan yang dia dapat pun akhirnya mampu
kehidupan finansial keluarganya.
Lalu siapa sangka, saat pengumuman kelulusan, Atun
mendapatkan tawaran beasiswa dari Surabaya. Karena dia berhasil membuat kagum
Ibu Larasati karena kerja kerasnya membuat usaha jamu beras kencur.
***
Ceritanya sangat sederhana dan aku nemuin beberapa pesan
bermanfaat di dalam buku ini. Pesan moral khas buku bacaan anak-anak setingkat Sekolah Dasar. Diantaranya :
Orang hidup harus berani berterus terang
Malu berbicara, kita bisa jadi sengsara. Malu ikhtiar, kita
akan lapar.
Siapa yang mau giat, tidak akan melarat. Siapa yang tertib
dan teratur akan menjadi makmur.
Tapi sayang, terlalu banyak percakapannya. Sehingga agak membosankan baca dialognya semua. Jadi untuk buku
ini, aku pribadi pake metode baca cepat untuk menuntaskannya.
Oh iya, ada satu hal yang membuat aku tergelitik. Dimana
saat Atun mengutarakan keinginannya melanjutkan sekolah kepada Ibunya. Tapi
Ibunya malah mengatakan bahwa Atun lebih baik mengalah saja, biar kedua adiknya
saja yang sekolah. Lagipula Atun juga seorang anak perempuan, sedangkan kedua
saudaranya laki-laki.
What ?
Tuh penggalan cerita hampir sama dengan cerita Ibuku. Ibuku
sempat mendaftar di perguruan tinggi dan lulus. Tapi, karena waktu itu
saudaranya (pamanku) perlu uang untuk mendaftar polisi, jadilah Kakek meminta
Ibu untuk menghentikan kuliahnya. Karena alasan yang sama seperti cerita diatas,
karena Ibu seorang perempuan.
Semoga saja, di zaman sekarang dah gak ada orangtua yang
berpikiran seperti -__-))”>
Lalu, aku sempat tersindir dengan dialog Atun,
Saya selalu mengerjakan tugas malam hari tanpa menunggu besok. Pagi hari saya menerima tugas, malam hari saya kerjakan.
Hihii, sungguh anak yang rajin.. ^_^))/
Aku pribadi kalo ada ngerjain tugas sekolah, pas ada mood
atau pas dua atau sehari mendekati deadline pengumpulan tugas.. ^_^))”>
Intinya sih, buku ini mengajarkan kita tentang kerja keras
itu gak akan berbuah sia-sia. Terus, yang paling penting pula, jangan lupa
dengan Tuhan dan selalulah bersyukur atas apa yang Dia berikan~~ ^_^))
Menurut aku riview ini sangat membantu tugas terima kasih atas bantuanya ya
BalasHapusBales. Dong ya kak aku minta
BalasHapusGG
HapusMakasih kak sehat selalu
BalasHapus